Kabar Kesehatan – Depresi Jangka Panjang Dapat Menimbulkan Peradangan Di Otak

Bagi beberapa orang, depresi dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Para ilmuwan berusaha untuk memahami bagaimana hal itu dapat mempengaruhi otak dan bagaimana perawatan yang tepat untuk mengatasi depresi. Bagi beberapa orang, depresi mungkin hanya bersifat episodik dan diatasi dalam hitungan minggu atau bulan. Namun, bagi orang lain yang didiagnosis dengan depresi berat, kondisinya bisa bertahan bertahun-tahun, mempengaruhi gaya hidup dan kualitas hidup.

Melihat kasus di mana depresi berlangsung selama lebih dari satu dekade, para periset dari Pusat Kecanduan dan Kesehatan Mental (CAMH) di Ontario, Kanada ingin menyelidiki apakah dengan kondisi ini begitu lama akan mempengaruhi otak secara signifikan dan jika demikian bagaimana.

Dr. Jeff Meyer dari CAMH, memimpin sebuah penelitian yang berfokus pada pertanyaan itu. Dia dan timnya membandingkan pemindaian otak orang-orang yang pernah hidup dengan depresi yang tidak diobati selama 10 tahun atau lebih lama dengan orafng-orang dengan riwayat depresi yang lebih pendek. Dr. Meyer dan tim bekerja dengan 80 orang berusia 18-75 tahun. Dari jumlah tersebut, 25 telah hidup dengan depresi selama lebih dari 10 tahun, 25 memiliki kondisi kurang dari satu dekade, dan 30 bebas dari depresi. Kelompok terakhir ini membentuk kelompok kontrol.

Dalam sebuah penelitian dari tahun 2015, Dr. Meyer dan rekan-rekannya melihat bahwa selama episode depresi berat, otak manusia akan menunjukkan tanda-tanda peradangan. Berdasarkan pengetahuan itu, ia ingin mengeksplorasi apakah peradangan otak memburuk seiring berjalannya waktu pada orang dengan depresi jangka panjang.

Para ilmuwan menentukan tingkat keparahan neuroinflamasi dengan menggunakan jenis pemindaian otak yang dikenal sebagai positron emission tomography (PET). Hal ini memungkinkan mereka untuk memantau aktivitas mikroglia, sejenis sel yang ditemukan di sistem saraf pusat, yang terkait dengan respons inflamasi terhadap cedera. Mikroglia aktif menghasilkan protein translator (TSPO), yang merupakan penanda utama peradangan.

Melalui pemindaian PET, Dr. Meyer dan tim menemukan bahwa konsentrasi TSPO lebih tinggi 29-33 persen di otak orang-orang yang pernah hidup dengan depresi selama lebih dari satu dekade. Penanda peradangan ini terlihat di tiga wilayah otak pada khususnya: korteks prefrontal, korteks cingulate anterior dan insula. Sesuai dengan temuan sebelumnya, otak orang-orang yang pernah hidup dengan depresi yang tidak diobati untuk periode waktu yang lebih singkat masih memiliki konsentrasi TSPO yang lebih tinggi daripada otak kontrol yang sehat.

Menurut para peneliti, hasil ini menunjukkan bahwa depresi jangka panjang harus diperlakukan sebagai tahap yang berbeda dengan kondisi yang sama, karena mungkin memerlukan pendekatan terapeutik yang berbeda daripada depresi pada fase awalnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *