Berita Dunia – Apa Yang Terjadi Jika Donald Trump Terpilih Menjadi Presiden AS

Apa yang nantinya bisa terjadi jika Donald Trump akan bisa terpilih menjadi pemimpin Amerika Serikat atau Presiden AS. Entahlah masih belum jelas, akan tetapi dirinya sudah mengawali segalanya dengan kesalahan. Bukan hanya berada di mata umat muslim, pengusaha properti tersebut yang telah membuat dirinya sendiri menjadi sosok yang tidak di senangi banyak kalangan di dunia ini, termasuk dari para sekutu AS.

Dari beberapa pemimpin dunia yang ada berasal dari negara sekutu AS memberikan penentangan kepada pernyataan Trump yang meminta kalau AS tidak memperbolehkan kepada umat Islam bisa masuk dalam negaranya. Adapun anggota keluarga kerajaan Arab Saudi sendiri sebutkan kalau Donald Trump sangat memalukan sekali. Sedangkan berasal dari Perdana Menteri Inggris yang bernama David Cameron tidak biasanya mengeluarkan suatu kritikan kini malah memberikan kritikan kepada Donald Trump.

Anggapan darinya, pernyata dari Donald Trump akan membuat terpecah belah, karena sama sekali tidak memberikan bantuan, selebihnya sangat salah kaprah malahan.

Boris Johnson yang sudah menjadi Wali Kota London baru saja sebutkan kalau pernyataan dari Donald Trump itu memberikan tuduhan kepada beberapa bagian ibu kota Inggris yang menjadi markas Islam radikal sampai dari anggota kepolisian masih enggan untuk masuk ke sana menjadi omong kosong saja.

Adapun petisi yang sudah sebutkan untuk melarang Donald Trump bisa ke Inggris sampai saat ini sudah mendapatkan dukungan sebanyak 600 ribu. Bisa di mengerti kalau Inggris adalah salah satu negara anggota sekutu yang sangat dekat dengan AS dan bisa berkolaborasi dengan pihak Washington berada di dalam hal apapun saja. Dari itu dunia sampai dengan hal yang sensitif.

Adapun dari pemimpin partner penting dari AS yang lain, yaitu Israel yang mencoba untuk bisa memilih jaga jarak dengan Donald Trump.

“Dari PM Benjamin Netanyahu memberika tentangan akan pernyataan dari Trump itu masalah pelarangan muslim agar masuk ke AS,” terang pernyataan dari kantor Netanyahu menjelaskan.