Berita Nasional – Hari AIDS, Lapas Lakukan Pengawasan Kepada Napi

Seperti dari petugas lembaga permasyarakatan (lapas) yang memang sedang aktif melakukan pengawasan terhadap praktik membuat suatu tattoo di dalam lingkungan lapas. Sebab dari penggunaan jarum untuk tato yang tidak steril mempunyai suatu potensi untuk menularkan HIV/AIDS bagi narapidana penghuni lapas.

“Sekitar dari dua persen pengguna narkoba suntik telah mengenal jarum pertama kalinya di lapas lapas, salah satunya lewat dari praktik tato,” ujar dari Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Jawa Timur yang bernama I Wayan K Dusuk, berada di Lapas Lowokwaru, Malang, Senin 1 Desember 2014.

Suatu praktik pembuat tattoo di dalam lapas dengan menggunakan jarum jahit yang memang sudah di selundupkan dari pengunjung napi. Jarum yang tidak steril lantas sudah di gunakan untuk bergantian dalam keperluan yang sama.

Dari jumlah penjaga gawang yang memang lebih sedikit daripada para napi membuat pengawasan sering alami pelemahan dan tidak bisa maksimal lagi.

“Untuk berada di Jawa Timur, rasio pengawas dengan napi adalah satu banding lima puluh, satu pengawas untuk bisa menjaga sebanyak 50 napi,” terangnya.

Selain untuk bisa memperketat pengawasan apda pengunjung di sana, para petugas memberikan larangn untuk para napi membuat suatu tato. Ini untuk bisa menekan lebih kecil kemungkinan penularan HIV/AIDS di antara penghuni lapas.

“Dari setiap napi memang harus wajib untuk bisa menjalani tes HIV pada saat masuk ke lapas pada pertama kali masuk. Hasil temuannya sebagian besar ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berasal dari beberapa napi narkoba suntik. Penularan di lakukan lewat jarum suntik. Sementara berada di dalam lapas,napi akan bisa berhak membuka status ODHA atau tidak membuka pada lingkungan atau kawan di dalam satu selnya,” ujarnya menambahkan.

Sebanyak kurang lebih 40 persen penghuni lapas di 24 lapas di Jatim adalah napi masalah narkoba. Tidak semua napi tersandung narkoba mendapati HIV/AIDS.

“Kalau di sini ada sebanyak 1.600 penghuni lapas, ada sebanyak 500 di antarnaya adalah napi narkoba. 18 di antarnaya memang mendapati HIV/AIDS dan sebagian besar dari napi narkoba,” ujar dari Tholib, Kepala Lapas Lowokwaru.