Ditengah Kekurangan Vaksin COVID, Jerman Menggunakan Obat Antibodi

Ditengah Kekurangan Vaksin COVID, Jerman Menggunakan Obat Antibodi – Jens Spahn Menteri Kesehatan menjelaskan bahwa pemerintah membeli obat antibodi baru untuk melawan virus corona.

Jens Spahn mengatakan bahwa mantan Presiden Amerika Serikat yang bernama Donald Trump yang pernah mengalami terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID 19 pada Oktober tahun yang lalu, dirawat menggunakan obat antibody tersebut.

“Obat tersebut bertindak sepeti vaksin pasif. Pemberian antibodi pada tahap pertama dapat menolong pasien berisiko tinggi terhindar dari perkambangan yang lebih serius,”lanjutnya.

Spahn baru ini mendapat kecaman terhadap keterlambatan perluncuran vaksin. Sebelumnya memang telah ada peringatan bahwa pasokan suntikan akan terbatas pada tahap pertama inokulasi. Jerman berharap akhir Agustus dapat memvaksinasi semua orang di Jerman.

Dia mengakui bahwa Jerman sangat ragu dalam memerangi pandemic tersebut, tetapi bahwa para pemerinah Jerman dan warga negaranya juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tingkat infeksi yang tinggi dan jumlah kematian dalam gelombang kedua wabah ini.

Spahn mengatakan kami semua salah memikirkan tentang mengendalikan virus dengan baik. Kami juga mencurigai adanya kekuatan yang dapat mengembalikan virus corona, tetapi sebagian besar tidak mau mengakinya.

Jerman telah meperpanjang masa lockdown hingga sampai 14 Februari, walaupun adanya peningkatan seruan beberapa pembatasan agar dilonggarkan. Namun,epidemiologi Jerman mengatajan perdebatan tersebut terlalu dini

Eva Grill Presiden German Society for Epidemiology mengatakan jika lockdown ini dilonggarkan sangat cepat, maka kita harus menghadapi risiko pada gelombang yang ketiga kemungkinan akan menghantam kita lebih keras dari yang lalu karena varian baru dari virus corona yang jauh lebih cepat menular.

Jerman telah menulis 2.134.936 kasus Covid 19 dengan jumlah kematian sebanyak 51.870, menurut data terbaru dari badan pengendalian penyakit menular Robert Koch Institute (RKI)

Spahn mengatakan bahwa Jerman harus mengambil tindakan yang lebih keras pada awal bulan Oktober ketika tingkat infeksi lebih rendah.

 “Semua ini membutuhkan tindakan pemerintah yang sangat tegas, namun juga membutuhkan perilaku yang harus bertanggung jawab dari semua orang,”katanya.

Pada bulan April, Spahn mengimbau tentang soal peningkatan dan pemahaman terhadap siuasi pandemic ketika akan membuat keputusan politik yang amat sulit selama krisis virus corona. Mereka juga memperingatkan bahwa aturan kemungkinan akan berubah sesuai fase pandemic.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *