Internasional – Kios Daun Ganja di Bongkar Setelah Insiden Penembakan

Sejumlah warga di daerah semi-otonom dari ibukota Demark, Konpenhagen, telah menghancurkan kios-kios pasar tempat dimana daun ganja di jual. Penghancuran kios ini dilakukan setelah insiden penembakan yang terjadi di sana pada awal pekan ini.

Distrik Cristiania yang didirikan oleh penghuni liar sekitar 45 tahun yang lalu ini dikenal dengan bangunan bangunan warna warni dan perdagangan ganja yang merupakan salah satu tempat wisata yang cukup populer. Namun warga sekitar mulai merasa takut di lingkungan mereka yang diyakini telah disusupi oleh kejahatan yang terorganisir.

Pada hari Rabu (31/8) kemarin, dua petugas polisi ditembak dalam sebuah operasi penangkapan. Satu orang petugas polisi masih dalam kondisi kritis ketika tengah berupaya menangkap salah seorang bandar narkoba yang terkenal. Petugas polisi lainnya dan seorang warga sipil mengalami luka dalam insiden tersebut dan sudah dalam kondisi stabil.

Seorang pria bersenjata berusia 25 tahun yang diduga tersangka telah ditahan dan kemudian meninggal pada hari Jumat (2/9) akibat luka yang ia alami dalam baku tembak yang terjadi sebelum penangkapannya.

“Jika mereka kembali membangun bilik di wilayah sini, kami akan tetap berjaga malam ini juga. Dan berencana akan terus melakukan pembongkaran hingga benar benar hilang,” kata seorang warga Christiania yang bernama Helene Schou.

“Saya tidak mengatakan untuk menghilang sepenuhnya dari Christiania, tapi kami butuh kios dan yang kami dapatkan adalah sebuah minimarket,” tambahnya.

Direktur Kepolisian Kopenhagen, Thorkild Fogde mengatakan bahwa kejahatan ini bukan tentang ganja, ini tentang kejahatan yang terorganisir dengan kekerasan, ia berharap bahwa upaya dari warga sekitar ini sebagai bentuk bantuan terhadap pihak kepolisian.

Polisi telah berhasil mengidentifikasi pelaku yang diduga melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api ini bernama Mesa Hodzic, seorang warga Denmark yang lahir di Bosnia, pelau itu memiliki hubungan dengan kelompok Islam radikal yang bernama Millatu Ibrahim dan bersimpati dengan kelompok militan ISIS.

Tapi pihak kepolisian mengatakan tidak ada bukti bahwa ekstrimisme berada di balik serangan tersebut, ISIS sendiri mengklaim serangan tersebut melalui kantor berita mereka, Amaq. Tapi para analis mengatakan tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut.