Kabar Ekonomi – CEO Oi Brazil Mengundurkan Diri Karena Restrukturisasi Pemungutan Suara
Kepala eksekutif Oi SA telah mengundurkan diri, pemegang saham terbesar mengatakan pada hari Jumat (24/11). Karena perusahaan telekomunikasi Brasil memasuki fase penting dalam proses kebangkrutan terbesar di Amerika Latin.
Seorang juru bicara untuk Pharol SGPS SA dari Portugal, yang memiliki sekitar 27,5 persen saham pemungutan suara Oi dan merupakan bagian dari blok pemegang saham pengendali, mengatakan telah diberitahu tentang pengunduran diri Marco Schroeder. Langkah tersebut mencerminkan kelemahan yang mendalam antara manajemen dan dewan Oi, yang dijalankan oleh para pemegang saham selaras dengan konglomerat hutang yang tertekan Nelson Tanure. Schroeder telah meminta dalam beberapa bulan terakhir untuk pemegang saham dan kreditur untuk membuat konsesi, sementara dewan tersebut telah mengajukan proposal restrukturisasi yang ditolak oleh kelompok pemegang obligasi utama.
Seorang juru bicara Oi menolak berkomentar. Tiga sumber yang menegetahui tentang situasi tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat (24/11) bahwa Schroeder telah menawarkan untuk mengundurkan diri. Saham biasa di Oi memperpanjang kerugian setelah laporan Reuters, ditutup 4 persen lebih rendah.
Oi dua minggu lagi dari pemungutan suara kreditur dan ini penting dalam sebuah proposal untuk merestrukturisasi 65 miliar reais ($ 20 miliar) hutang, dengan nasib operator telepon tetap terbesar di negara itu dipertaruhkan dan lebih dari 100.000 pekerjaan di telepon. Pada bulan Oktober, regulator telekomunikasi Anatel mengancam akan turun tangan di kapal induk jika mengubah manajemen, karena dikhawatirkan hal ini malah akan semakin memperparah situasi saat ini.
Namun, sumber pemerintah mengatakan bahwa kepergian Schroeder pada hari Jumat (24/11) bahwa ia tidak membuat intervensi yang lebih untuk memungkinkan terjadi. Orang tersebut, yang meminta namanya dirahasiakan karena kepekaan atas masalah tersebut, mengatakan bahwa pembicaraan untuk membawa maskapai yang sarat dengan utang tersebut keluar dari perlindungan kebangkrutan akan berlanjut di bawah manajemen baru. Janji itu diucapakan saat konferensi pers dengan para wartawan di kantor perusahaan.
“Setiap rencana restrukturisasi yang disetujui oleh manajemen masih harus mendapatkan persetujuan oleh regulator sebelum diajukan ke pengadilan untuk menyatakan kebangkrutan,” tambahnya.