Kabar Ekonomi – Odebrecht Peru Setuju untuk Minta Kesepakatan dengan Otoritas Peru Atas Skandal Penyuapan

Pembangun Brasil Unit Peru Odebrecht telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Peru untuk membayar denda jutaan dolar yang akan memungkinkannya untuk terus beroperasi di negara itu. Hal ini sebagai imbalan untuk memberikan bukti tentang pejabat yang disuap, tiga sumber yang terkait dengan masalah tersebut kepada Reuters, Sabtu (8/12).

Dua sumber mengatakan denda itu akan berjumlah sekitar $ 182 juta untuk dibayarkan selama 15 tahun. Juga akan mengakui bahwa mereka membayar suap untuk memenangkan enam kontrak yang terkait dengan empat proyek infrastruktur, mereka menambahkan. Sumber ketiga mengatakan Odebrecht akan membayar total sekitar $ 200 juta dan kesepakatan itu akan mencakup referensi ke proyek kelima yang telah mengakui membayar suap.

Odebrecht telah menjadi pusat skandal korupsi terbesar di Amerika Latin sejak mengakui dalam kesepakatan pembelaan 2016 dengan otoritas AS, Brasil, dan Swiss bahwa mereka telah menyuap para pejabat di selusin negara untuk mendapatkan kontrak pekerjaan umum, termasuk $ 30 juta dalam suap di Peru. Tiga sumber mengatakan kepada Reuters bahwa perjanjian pembelaan dengan pihak berwenang Peru ditandatangani pada dini hari Sabtu, setelah 12 jam negosiasi akhir antara perwakilan kantor kejaksaan, kantor jaksa agung dan Odebrecht di Peru.

Perjanjian tersebut memungkinkan Odebrecht untuk terus beroperasi di Peru sebagai imbalan bagi para eksekutifnya memberikan bukti terhadap pejabat Peru dan politisi yang diduga menerima suap selama hampir 20 tahun. Perwakilan Odebrecht di Peru menolak berkomentar. Setelah Brasil, Peru telah melihat dampak terbesar dari skandal Odebrecht. Keempat mantan presiden terakhirnya, dan pemimpin oposisi, sedang diselidiki sehubungan dengan pembayaran dari Odebrecht. Semua menyangkal melakukan kesalahan.

Dalam perjanjian itu, Odebrecht menerimanya membayar suap sehubungan dengan enam kontrak, kata dua sumber. Dua melibatkan pembangunan jalan yang menghubungkan Brasil dan Peru selama pemerintahan mantan Presiden Alejandro Toledo, antara tahun 2001 dan 2006, sementara dua lagi berkaitan dengan pembangunan Metro Lima di bawah mantan Presiden Alan GarcĂ­a (2006-2011), mereka menambahkan.

Dua lainnya melibatkan perluasan jalan pantai di Lima dan pembangunan jalan raya di kota Andean Cusco. Kontrak terakhir, yang direferensikan oleh sumber ketiga dan yang sudah diakui membayar suap, berkaitan dengan proyek jalan di wilayah Ancash di utara Peru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *