Kabar Internasional – Korea Utara Setuju untuk Lakukan Perundingan Setelah AS & Korea Selatan Tunda Latihan Militer

Korea Utara pada hari Jumat (5/1) sepakat untuk mengadakan pembicaraan resmi dengan Korea Selatan minggu depan, yang pertama dalam lebih dari dua tahun. Hal ini terjadi beberapa jam setelah Washington dan Seoul menunda sebuah latihan militer di tengah kebuntuan mengenai program nuklir dan rudal Korea Utara.

Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah mengirimkan persetujuannya untuk perundingan yang akan diadakan pada hari Selasa (9/1). Terakhir kali kedua Korea terlibat dalam pembicaraan resmi adalah pada bulan Desember 2015. Pertemuan tersebut akan berlangsung di desa gencatan senjata di Panmunjom dimana pejabat dari kedua belah pihak diperkirakan akan membahas Olimpiade Musim Dingin, yang akan diadakan di bulan depan di Selatan, dan hubungan antar-Korea, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Baik Tae-hyun mengatakan wartawan

Korea Utara meminta perundingan lebih lanjut mengenai pertemuan yang akan dilakukan melalui pertukaran terdokumentasi, kata Baik. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuka jalan untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Selatan dalam pidato Hari Tahun Baru di mana dia menyerukan pengurangan ketegangan dan menandai kemungkinan partisipasi Utara di Olimpiade Musim Dingin. Namun Kim tetap teguh pada isu senjata nuklir, dengan mengatakan Korea Utara akan memproduksi massal rudal nuklir untuk penempatan operasional dan memperingatkan bahwa dia akan melakukan serangan nuklir jika negaranya terancam.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Kamis menyebut usulan pembicaraan antar-Korea tersebut sebagai “hal yang baik” dan dia dan rekannya dari Korea Selatan Moon Jae-in mengumumkan bahwa latihan militer skala besar tahunan sekarang akan berlangsung setelah Olimpiade. Korut melihat latihan tersebut sebagai persiapan untuk invasi dan pembenaran untuk program persenjataannya yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. Korea Selatan dan Amerika Serikat secara teknis masih berperang dengan Korea Utara setelah konflik Korea 1950-53 berakhir dengan sebuah gencatan senjata, bukan sebuah perjanjian damai.

“Apakah ada yang benar-benar percaya bahwa pembicaraan dan dialog akan berlangsung antara Korea Utara dan Korea Selatan sekarang jika saya tidak teguh, kuat dan bersedia melakukan ‘kehendak’ total kita terhadap Korea Utara,” Trump tweeted.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *