Kabar Internasional – Mantan Marinir yang Terkait dengan Serangan Kedutaan Korea Utara Muncul di Pengadilan Federal

Seorang mantan Marinir AS yang merupakan anggota kelompok yang dituduh menggerebek kedutaan Korea Utara di Madrid pada Februari dan mencuri barang-barang elektronik dijadwalkan muncul di pengadilan federal Los Angeles pada Selasa untuk pemeriksaan penahanan.

Christopher Ahn diperkirakan akan hadir di hadapan Hakim Hakim Distrik California Tengah, Jean Rosenbluth pukul 14:00 (2100 GMT), menurut kalender pengadilan yang diposting online.

Tidak jelas tuduhan apa yang dihadapi Ahn karena kasus tersebut telah disegel. Sebuah sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa pembela meminta kasus itu disegel sementara jaksa penuntut bersedia untuk membiarkan catatan kasus tidak disegel.

Ahn ditangkap pada hari Kamis dan muncul pada hari Jumat di pengadilan federal, menurut seorang pejabat penegak hukum dan sumber yang dekat dengan kelompok itu.

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman AS menolak mengomentari kasus ini pekan lalu.

Ahn adalah bagian dari kelompok sedikitnya 10 orang yang dituduh melakukan penyerbuan ke kedutaan Korea Utara di Madrid, tempat mereka menahan, memukuli beberapa personel dan menyandera mereka selama berjam-jam sebelum melarikan diri pada 22 Februari, menurut pengadilan Spanyol.

Satu sumber yudisial di Madrid mengatakan bulan lalu bahwa kelompok itu berusaha membujuk seorang pejabat Korea Utara untuk membelot, menambahkan seorang hakim Spanyol menginginkan para tersangka diekstradisi dari Amerika Serikat.

Penyelidik Spanyol mengatakan, penyusup, anggota kelompok yang mengaku diri sendiri yang menyebut dirinya Cheollima Civil Defense mencari penggulingan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengeluarkan komputer dan hard drive dari kedutaan sebelum melarikan diri ke Amerika Serikat di mana mereka menyerahkan materi tersebut. ke FBI.

FBI telah mengembalikan materi ke pengadilan Spanyol untuk menyelidiki serangan itu dan sumber pengadilan Spanyol mengatakan pekan lalu bahwa pihak berwenang Spanyol telah mengembalikan materi tersebut ke misi Pyongyang.

Kelompok anti-Kim, yang juga menyebut dirinya Free Joseon, mengatakan serangan itu bukan serangan. Dikatakan telah diundang ke kedutaan.

Insiden itu terjadi pada waktu yang sensitif, hanya beberapa hari sebelum pertemuan puncak kedua antara Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un di mana pemimpin AS gagal membuat kemajuan dalam upaya membujuk Korea Utara untuk menyerah pada program senjata nuklir.

Kementerian luar negeri Korea Utara mengecam insiden itu sebagai “serangan teroris yang serius” dan mengutip desas-desus bahwa FBI sebagian berada di belakang serangan itu. Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington tidak ada hubungannya dengan itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *