Kabar Internasional – Pence Keluarkan teguran Tajam Terhadap Suu Kyi atas Penganiayaan Rohingya

Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan kecaman terkuat pemerintahan Trump atas perlakuan Myanmar terhadap Muslim Rohingya pada hari Rabu (14/11). Ia mengatakan kepada pemimpin Aung San Suu Kyi bahwa “penganiayaan” oleh tentara negaranya adalah “tanpa alasan”. Pence juga menekan Suu Kyi untuk memaafkan dua wartawan Reuters yang ditangkap hampir setahun lalu dan dijatuhi hukuman pada September hingga tujuh tahun penjara karena melanggar Undang-undang Rahasia Resmi.

“Kekerasan dan penganiayaan oleh militer dan warga yang mengakibatkan mengemudi 700.000 Rohingya ke Bangladesh tanpa alasan,” kata Pence Suu Kyi dalam sambutannya terbuka kepada media sebelum mereka pergi ke pembicaraan pribadi di sela-sela pertemuan Asia-Pasifik di Singapura.

“Saya ingin sekali mendengar kemajuan yang Anda buat dari meminta pertanggungjawaban yang bertanggung jawab atas kekerasan yang membuat ratusan ribu orang terlantar dan menciptakan penderitaan seperti itu, termasuk kehilangan nyawa,” tambahnya.

Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara, yang akan bertemu Pence pada hari Kamis, juga diperkirakan akan menyerukan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman di negara bagian Rakhine yang akan diadakan “sepenuhnya bertanggung jawab”, menurut pernyataan negara-negara Asia yang siap untuk KTT, yang mencerminkan garis yang lebih kuat. diambil dalam kelompok. Suu Kyi, yang duduk di sebelah Pence, berwajah kaku ketika dia berbicara.

Tentara Myanmar melancarkan serangan besar-besaran di utara negara bagian Rakhine pada akhir Agustus tahun lalu, sebagai tanggapan terhadap serangan militan Rohingya. Myanmar menyangkal menganiaya anggota minoritas Muslim, mengatakan pasukannya telah melakukan operasi kontra pemberontakan yang sah. Suu Kyi, menanggapi Pence, berkata: “Tentu saja orang-orang memiliki sudut pandang yang berbeda tetapi intinya adalah bahwa Anda harus bertukar pandangan ini dan mencoba untuk saling memahami dengan lebih baik.”

“Dengan cara kami dapat mengatakan bahwa kami memahami negara kami lebih baik daripada negara lain mana pun dan saya yakin Anda akan mengatakan hal yang sama dengan Anda, bahwa Anda memahami negara Anda lebih baik daripada orang lain,” tambahnya.

Amerika Serikat menuduh militer melakukan pembersihan etnis terhadap Rohingya, yang secara luas dicerca di Myanmar yang mayoritas beragama Budha. Peneliti yang diberi mandat AS telah menuduh militer melepaskan kampanye pembunuhan, perkosaan dan pembakaran dengan “niat genosida”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *