Kabar Internasional – Qatar serta Tudingan Ekstremisme yang Tanpa Akhir (Part ll)

Di tahun 2016, Amerika Serikat pun kembali mencurigai adanya kemauan serta kemampuan Qatar untuk menegakkan hukum kepada pendanaan dari kelompok – kelompok yang telah dimasukkan ke dalam daftar teroris.

Adanya surat elektronik yang telah dibocorkan public sudah menyebutkan apabila Hillary Clinton yang pada waktu itu masih menjadi salah satu kandidat Presiden Amerika Serikat, telah meyakini apabila Qatar telah menyedikan dukungan financial serta logistic secara sembunyi pada kelompok teror ISIS.

Hanya berselam beberapa minggu sesudahnya, Washington justru telah memuji salah satu upaya positif yang telah dilakukan oleh Qatar untuk memerangi ISIS serta menghentikan pendanaan dari para jihadis.

Kebangkitan Al – Jazeera

Telah didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu oleh pemerintah Qatar, ternyata Al – Jazeera sudah mempunyai 80 kantor yang tersebar di seluruh dunia. Hal itu muncul dalam suara gerakan Arab Spring di tahun 2011.

Tetapi pengkritik Al – Jazeera telah menyebutkan apabila barisan editorial dari media itu sudah terlalu berempati pada Islamis. Bahkan terkadang telah menjadi platform kepentingan akan diplomatic Qatar.

Bahkan Al – Jazeera sudah kerap kali diperdebatkan terkait akan kedekatannya pada kelompok ekstremis. Tentu saja yang paling diingat ialah ketika Osama bin Laden, yang merupakan pemimpin AL – Qaidah yang tewas, telah memakai kanal itu untuk bisa menyebarkan rekamannnya. Baik audio atau pun video ke seluruh dunia.

Kini, Arab Saudi sudah menutup kantor dari Al – Jazeera yang ada di Riyadh pada Senin 5/6/2017. Hal itu dilakukan setelah beberapa jam sebelum mengumumkan pemutusan hubungan diplomatic dengan Qatar. Situs web dari Al – Jazeera pun tak mampu diakses lagi dari alamat IP Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Hal itu sudah terjadi sejak akhir Mei silam, menyusul adanya skandal peretasan dari Qatar.

Di April 2016, otoritas pemerintah Irak juga telah menutup kantor dari Al – Jazeera yang ada di Bagdad. Hal itu dilakukan karena Al – Jazeera telah membuat laporan yang lebih condong ke ISIS serta merugikan dari mayoritas Syiah yang ada di Irak.

Pada tahun yang sama, Abu Mihammed Al – Jolani, yang merupakan pemimpin organisasi cabang Al – Qaidah yang berada di Suriah, untuk pertama kalinya melakukan wawancara bersama Al – Jazeera. Jolani telah mengumumkan bahwa kelompok Front al – Nusra yang sudah dipimpinnya, telah berubah jadi Front Fateh Al – Sham serta bersatu bersama kelompok arus tengah lain yang ada di Suriah.