Kabar Nasional – Inilah Jejak Bahrun Naim dari Aksi Teror Bom Di Medan

2 minggu silam, Ivan Armadi H. atau yang sering disebut IAH pada tahun 18 tahun telah diamankan kepolisian.  Remaja yang baru saja lulus SMA situ usdah digelandang polisi dikarenakan telah mencoba dengan melakukan aksi meledakan dirinya di kawasan gereja katolik yaitu di stasi santo Yosep yang ada di Medan,Sumatera Utara pada hari Minggu,  28/09/2016 silam.

Dengan menggunakan tas ransel ini telah diduga berisikan bom & juga membawa sebuah pisau,IAH merangsek ke mimbar guna menyerang seorang Pastor Albert Pandingan yang kini berusia 60 tahun disaat hendak memberikan khutbahnya. Namun, ternyata aksi tersebut telah gagal setelah adanya dugaan bom yang sudah dibawanya itu meledak tepat di dapal tasnya dan IAH segera diringkus oleh para jamaat.

Sampai saat ini pihak polisi juga masih melakukan penyeldiikan motif dari aksi remaja itu. namun, dari dugaan sementara daripara pelaku telah menjalankan aksinya tak sendirian. Dari kapolri Jenderal Tito K., telah mengatakan bahwa aksi Ivan tak terkait dengan adanya jaringan tetoris dari manapun. Tapi, baginya Ivan itu sudah berhubungan langsung dengan Bahrun Naim, yaitu seorang tokoh Islamic state iran & Syria atau ISIS yang ada di Asia Tenggara.

“Dia merupakan tipologi dari self radiacalicaction. Belum lagi tergabung dengan adanya network atauppoun jaringan yang ada di Indonesia. Namun, dia juga memiliki kontak langsung bersama dengan bahrun bain yang memang ada di Syria,” jelas Tito di dalam sebuah rapat kerja dari Komisi III DPR yang ada di Jakarta,seperti yang dilansir dari merdeka.com pada hari selasa, 06/09/2016.

Tito juga telah menyebutkan bahwa operasi tersebut merupakan Ione Wolf. Tapi, karena melakukan kontak langsung Bahrun Naim. “Ini merupakan pola dari Ione Wolf, Ivan telah mengatakan self radikalisation tak terkait dengan adanya jaringan apapun tapi memiliki kontak langsung bersama dengan Bahrun naim,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, bahwa peristiwa bom yang terjadi di medan itu adalah sebuah fenomena baru di dalam sebuah gerakan terorisme dikarenakan merekrut pelaku bom yang masih berusia dib awash 18 tahun. Kemudain juag telah diajari untuk bisa merakit bom dan juga melakukan operasi secara mandiri.