Kabar Nasional – Jika Harga Rokok Naik, Maka Saya Akan Berhenti Merokok

Minggu ini aada salah satu topic yang terhangat dan ramai dibicarakan di masyarakat merupakan sebuah isu naiknya tentang harga rokok yang akan menjadi 50 ribu perbungkusnya. Hampir semua lapisan masyarakat munculnya isu ini memang menjadi hangat. Ada yang telah mendukung ada pula yang tidak, ada yang mempercayainya ada juga yang tidak.

“Saya akan  berhenti merokok jika memang harga rokok akan naik menjadi 50ribu,” jelas Didi salah satu warga pengadegan di dalam perbincangan seperti yang sudah dilansir dalam merdeka.com pada hari Senin, 22/08/2016.

“Kalau saya  ya milih ngelinting dewe mas, karena akan lebih murah,” tutur Pak Sholeh yangberasal dari Ngawi ini menimpali.

“Sepertinya budaya untuk patungan untuk beli rokok di zaman sekolah. Habis kalau beli sendiri akan mahal harganya,” ujar Eko menyahutnya.

Satu isu yang sedang mereka bahaas, namun ada 3 solusi yang berbedamuncul satu persatu dari para perokok itu. tapi, sangat jelas, kerisauan akan terjadi kepada mereka yang memang dikenal dengan istilah ahli hisap atau para perokok tersebut.

Isu adnaya kenaikan harga rokok yang naik menjadi 50 ribu per packnya memang berawal dari adanya studi yang sudah dilakukan dari Kepala Pusat KEKK, dari fakultas Kesmas dari Universitas Indonesia, yaitu Hasbullah bersama rekan-rekannya. Baginya ada keterkaitan dari harga rokok dan juga jumlah perokok yang ada di tanah air.

Dari sebuah studi tersebut terungkap ada sejumlah perokok yang berhenti merokok kalau harganya memang dinaikkan 2 kali lipat. Sesuai data yang di survey maka 72% mengatakan akan berhenti merokok jika harganya diatas 50 ribu.

Ternyarta kajian tersebut benar adanya. Ada banyak orang yang terlah mengakui akan berhenti untuk merokok jika harganya tembus menjadi 50 ribu per bungkusnya.

Jumlah perokok memang Indonesia tercatat menjadi Negara yang terbanyak dalam ahli hisapnya. Dr. Lily Sriwahyuni S. telah mengatakan jumlah perokok sudah mencapai 90 juta jiwa.

Indonesia sudah menduduki rangking 1 di dalam jumlah perokok setelah itu disusul dari rusia yaitu menduduki rangking ke-2 lalu China, Filipina & Vietnam. Ada 2 dari 3 laki-laki yang ada di dunia telah merokok.

Baginya, dari pemerintah juga haruslah mempertimbangkan adanya aspek ekonomi, diantaranya industri, petani dan juga keberlangsungan penyerapan dari tenanga kerja serta kenaikan cukai rokok.