Kabar Teknologi – Facebook Hapus Halaman Kelompok Britain First
Facebook telah melarang kelompok politik sayap kanan Britain First karena dianggap melanggar peraturan yang melarang perkataan yang mendorong kebencian di media sosial. Halaman Facebook resmi organisasi tersebut telah dihapus, termasuk pengapusan kepada halaman milik pemimpin Britain First, Paul Golding dan Jayda Fransen. Facebook (FB) mengatakan bahwa mereka telah berulang kali memposting konten yang dirancang untuk memicu permusuhan dan kebencian terhadap kelompok minoritas.
“Ada kalanya … ketika pidato politik yang sah melintasi batas dan menjadi pidato kebencian yang dirancang untuk menimbulkan kebencian terhadap kelompok-kelompok di masyarakat kita,” kata Facebook dalam sebuah pernyataan.
Britain First mendapat perhatian secara internasional pada tahun lalu ketika Presiden Donald Trump me-retweeted tiga video inflamasi yang diposting oleh Fransen di Twitter, memicu sebuah badai ketegangan politik yang berhubungan antara London dan Washington. Akun kelompok tersebut kemudian ditangguhkan oleh Twitter.
Pemimpin politik dan pengiklan besar meningkatkan tekanan pada perusahaan media sosial untuk berbuat lebih banyak untuk menghapus materi yang tidak pantas dan ilegal dari platform mereka.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan bahwa tantangan pribadinya untuk tahun 2018 adalah berusaha untuk melakukan pencegahan agar Facebook tidak disalahgunakan dengan cara yang berpotensi membahayakan miliaran pengguna media sosial tersebut dan masyarakat secara melluas.
“Kami adalah platform yang terbuka untuk semua gagasan dan pidato politik yang masuk ke dalam kebebasan berekspresi,” kata perusahaan tersebut pada hari Rabu (14/3). “Pandangan politik sendiri masih bisa untuk diungkapkan dan harus diungkapkan tanpa berupaya untuk menimbulkan kebencian.”
Britain First menggambarkan dirinya sebagai sebuah kelompok perlawanan patriotik dan kelompok garis depan bagi orang-orang yang mereka pimpin kerena mengalami penderitaan, kelompok tersebut juga berjanji akan memulihkan kekristenan sebagai fondasi kehidupan secara nasional dan menempatkan pekerja Inggris terlebih dahulu. Namun hal-hal tersebut dianggap menjadi pemikiran yag ekstrimis bagi kehidupan politik di Inggris.
Kelompok tersebut tidak memiliki perwakilan yang terpilih di tingkat manapun dalam politik Inggris dan telah dibatalkan dari terdaftarnya kelompok tersebut sebagai partai politik oleh Komisi Pemilihan Inggris. Kelompok tersebut kerap melakukan bentuk protesnya mereka di jalanan yang kadang-kadang jarang menarik kerumunan lebih dari beberapa lusin.