Plafon Ruang Kelas Ambruk Sejak 5 Bulan, Siswa SDN 15 Salolo Tunggu Keseriusan Disdik Kota Palopo

Nasional – Kondisi memprihatinkan dialami siswa SD Negeri 15 Salolo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Plafon di dua ruang kelas ambruk sejak lima bulan terakhir, namun hingga kini belum ada perhatian serius dari pemerintah setempat.

Akibatnya, proses belajar mengajar di kelas V dan VI terpaksa dipindahkan ke ruangan darurat yang jauh dari kata layak.

Sebagian siswa belajar di ruang kecil PJOK yang berdampingan dengan gudang sekolah, sementara lainnya ditempatkan di ruang kelas agama Kristen.

“Yang satu saya taruh di ruangan PJOK, satunya lagi di ruangan agama Kristen. Jadi kalau pelajaran agama Kristen, guru tinggal menyesuaikan,” kata Irawati saat dikonfirmasi, Sabtu (4/10/2025).

Menurut Irawati, dengan kondisi tersebut para murid kurang nyaman karena berdesak-desakan akibat ruangan sempit.

“Situasi ini membuat kegiatan belajar tidak berjalan normal. Ruangan yang sempit membuat siswa harus berdesak-desakan, sementara kondisi di sekitar gudang tentu tidak nyaman untuk menunjang konsentrasi belajar,” ucapnya.

Lanjut Irawati, pihak sekolah sudah dua kali mengajukan permohonan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kota Palopo, namun hingga saat ini belum ada realisasi.

“Selama plafon kelas belum diperbaiki, pihak sekolah tidak memiliki pilihan lain selain menempatkan siswa di ruang darurat. Kami sudah ajukan proposal dua kali, tapi belum ada tindak lanjut,” ujarnya.

Kondisi memprihatinkan di SDN 15 Salolo mendapat sorotan dari DPRD Kota Palopo. Wakil Ketua DPRD, Alfri Jamil, menilai pemerintah harus segera mengambil langkah agar siswa kembali belajar di ruang kelas yang layak.

“Ini sangat miris. Anak-anak sekolah dasar yang seharusnya tumbuh dan berkembang dalam suasana belajar yang nyaman, justru ditempatkan di ruangan sempit berdampingan dengan gudang. Tentu ini bentuk keprihatinan besar,” tutur Alfri.

Alfri menjelaskan, DPRD sebenarnya sudah mengusulkan anggaran rehabilitasi gedung SDN 15 Salolo dalam pembahasan di Badan Anggaran (Banggar). Namun, usulan tersebut tidak masuk dalam APBD Perubahan setelah evaluasi.

“Kami sudah me-warning pemerintah kota melalui Dinas Pendidikan agar ini segera ditindaklanjuti. Proposal sudah ada, secara administrasi lengkap. Tinggal political will dari pihak pemerintah kota,” jelasnya.

Alfri menegaskan, pihaknya akan terus mendorong agar perbaikan segera direalisasikan. Ia berharap Pemkot Palopo tidak menutup mata terhadap kondisi yang dialami ratusan siswa di sekolah tersebut.

Sementara itu, pihak sekolah hanya bisa menunggu tindak lanjut.

Mereka berharap dalam waktu dekat ada langkah nyata agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali normal dan anak-anak tidak lagi belajar di ruangan darurat yang jauh dari standar kenyamanan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *