Gara-gara Ini, Crystal Palace Terancam Tak Bisa Ikut Europa League

Berita Bola – Crystal Palace belum dapat dipastikan apakah mereka akan diizinkan tampil di Liga Europa musim depan. Juara Piala FA ini akan menggelar pertemuan penting dengan perwakilan UEFA pada hari Selasa untuk mengajukan argumen agar bisa berlaga di kompetisi Eropa untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun.

Tim asuhan Oliver Glasner ini lolos ke kompetisi klub tingkat kedua di Eropa setelah mengalahkan Manchester City di final Piala FA di Wembley bulan lalu, yang juga menjadi trofi besar pertama dalam sejarah klub.

Namun, Crystal Palace harus meyakinkan badan pengawas keuangan klub UEFA (Club Financial Control Body/CFCB) bahwa mereka tidak melanggar aturan kepemilikan multi-klub. Hal ini terkait dengan fakta bahwa John Textor, salah satu pemilik Palace melalui perusahaannya Eagle Football, juga memiliki klub Prancis Lyon yang juga lolos ke Liga Europa setelah finis di posisi keenam Ligue 1.

Aturan UEFA melarang satu individu memiliki pengaruh signifikan dalam pengelolaan dua klub yang berlaga di kompetisi UEFA yang sama. Oleh karena itu, CFCB harus memutuskan apakah terjadi pelanggaran aturan tersebut.

Menurut laporan, Crystal Palace yakin tidak melanggar aturan karena Textor hanya memiliki 25 persen hak suara di klub, yang dibagi secara setara dengan pemilik utama lainnya seperti Josh Harris, David Blitzer, dan ketua klub Steve Parish. Parish juga bertanggung jawab atas operasional sehari-hari klub, yang sempat menimbulkan ketegangan dengan Textor, yang sebelumnya mencoba menjual sahamnya dan mengambil alih Everton.

Karena Palace yakin mereka tidak memiliki pengaruh atas Lyon, dan Eagle Football tidak memiliki kekuasaan pengambilan keputusan di klub Premier League tersebut, mereka berharap bisa lolos dan tampil di Liga Europa.

Jika Palace gagal meyakinkan CFCB bahwa tidak ada pelanggaran, maka Lyon akan mempertahankan tempat mereka di Liga Europa karena finis lebih tinggi di liga domestik.

Sementara itu, klub Denmark Brondby, yang juga dimiliki oleh Textor, lolos ke Liga Konferensi UEFA. Hal ini bisa menghalangi Palace tampil di Liga Konferensi, yang kemudian membuka peluang bagi Brighton untuk mengambil tempat tersebut.

Brighton sendiri gagal lolos ke kompetisi Eropa meski finis di posisi kedelapan Premier League. Posisi tersebut sebenarnya cukup untuk lolos ke Liga Konferensi jika Palace tidak memenangkan Piala FA.

Selain itu, jika Chelsea finis di luar enam besar, Fabian Hurzeler dan timnya juga bisa mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa. Namun Chelsea berhasil mengalahkan Nottingham Forest di laga terakhir untuk finis di posisi keempat dan lolos ke Liga Champions.

Sebelumnya, CFCB sudah pernah mengeluarkan keputusan terkait kepemilikan multi-klub sebelum musim 2024/2025, yang mengizinkan Manchester City dan Girona berlaga di Liga Champions meski keduanya dimiliki oleh City Football Group. Manchester United dan Nice, yang keduanya dimiliki bersama oleh Sir Jim Ratcliffe, juga diizinkan tampil di Liga Europa.

Dengan demikian, pertemuan mendesak antara Crystal Palace dan UEFA menjadi kesempatan terakhir bagi klub untuk mempertahankan ambisi mereka berlaga di Eropa musim depan. Jika gagal, konsekuensinya tidak hanya berdampak pada klub, tapi juga membuka peluang bagi Brighton dan Nottingham Forest untuk naik ke kompetisi Eropa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *