Kabar Internasional – AS Jatuhkan Sanksi kepada China Karena Membeli Jet Tempur Rusia & Misil

Administrasi Trump menjatuhkan sanksi kepada militer China pada Kamis (20/9) karena membeli jet tempur dan sistem rudal dari Rusia. Hal ini tentunya melanggar undang-undang sanksi AS yang menghukum Moskow karena ikut campur dalam pemilihan AS tahun 2016. Di Beijing, pemerintah China menyatakan marah dan menuntut agar sanksi ditarik.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan segera memberlakukan sanksi pada Departemen Pengembangan Peralatan China (EDD), cabang militer yang bertanggung jawab atas senjata dan peralatan, dan direkturnya, Li Shangfu, karena terlibat dalam “transaksi signifikan” dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia. Sanksi tersebut terkait dengan pembelian 10 pesawat tempur SU-35 Tiongkok pada tahun 2017 dan S-400 sistem terkait rudal permukaan-ke-udara pada 2018, kata Departemen Luar Negeri.

Mereka memblokir agen China, dan Li, dari mengajukan permohonan lisensi ekspor dan berpartisipasi dalam sistem keuangan AS. Ini juga menambahkan mereka ke daftar Departemen Keuangan dari individu yang ditunjuk khusus dengan siapa Amerika dilarang melakukan bisnis.

AS juga memasukkan 33 orang dan entitas lain yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia, menambahkannya ke daftar di bawah undang-undang 2017, yang dikenal sebagai Melawan Adversaris Amerika Melalui Sanksi, atau CAATSA. CAATSA juga berusaha untuk menghukum Rusia karena agresinya di Ukraina dan keterlibatan dalam perang sipil Suriah.

“China mengekspresikan kemarahan yang kuat atas tindakan tidak masuk akal ini oleh pihak AS dan telah mengajukan pernyataan keras,” kata jurubicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang kepada wartawan di Beijing, menambahkan hubungan bilateral dan militer yang sangat dirugikan.

“Kami sangat mendesak pihak AS untuk segera memperbaiki kesalahan dan membatalkan apa yang disebut sanksi, jika tidak pihak AS akan bertanggung jawab atas konsekuensinya,” katanya, tanpa memberikan rincian.

China memiliki pertukaran militer “normal” dan kerja sama dengan Rusia, yang bertujuan untuk melindungi perdamaian dan stabilitas regional, yang tidak bertentangan dengan hukum internasional atau ditujukan pada pihak ketiga, Geng menambahkan. China akan terus bekerja dengan Rusia untuk meningkatkan kerja sama strategis pada tingkat yang lebih tinggi, katanya.

Melakukan bisnis yang signifikan dengan siapa pun di daftar hitam AS dapat memicu sanksi seperti yang dikenakan pada China. Beberapa dari mereka ditambahkan ke daftar, yang sekarang berisi 72 nama, didakwa sehubungan dengan campur tangan Rusia dalam pemilihan AS 2016, kata seorang pejabat AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *