Masalah Lama Inter Milan Kembali Muncul Saat Melawan Tim Yang Tampil Lebih Disiplin

Berita Bola – Inter Milan mengawali Serie A dengan pesta gol saat menekuk Torino 5-0 di San Siro. Namun, euforia itu hanya bertahan sepekan karena Udinese memberi tamparan pahit. Nerazzurri kalah 1-2 di hadapan publik sendiri.

Kekalahan ini menimbulkan pertanyaan besar soal konsistensi tim asuhan Cristian Chivu. Performa apik di laga pertama seolah hilang begitu saja ketika menghadapi lawan yang lebih disiplin. Inter kembali menampilkan wajah lama yang penuh kelemahan.

Legenda Inter, Beppe Bergomi, ikut angkat bicara. Menurutnya, masalah klasik yang sudah ada selama bertahun-tahun kembali muncul di laga melawan Udinese. Kritiknya menyiratkan bahwa musim ini tak akan mudah bagi Nerazzurri.

Inter sebenarnya sempat unggul lewat gol cepat Denzel Dumfries. Namun, keunggulan itu tidak bertahan lama karena Udinese merespons dengan permainan agresif.

Pasukan Kosta Runjaic mengandalkan kecepatan dan fisik untuk merebut bola serta menekan lini belakang Inter. Hasilnya, mereka mencetak dua gol sebelum turun minum dan berbalik unggul 2-1.

Di babak kedua, Udinese tampil lebih kompak dalam bertahan. Inter memang mendominasi penguasaan bola, tetapi minim peluang berbahaya tercipta.

Beppe Bergomi menegaskan bahwa masalah lama Inter kembali muncul ke permukaan. “Masalah yang kita ketahui selama 4-5 tahun terakhir kembali muncul,” ujarnya seusai pertandingan.

Menurutnya, Inter kekurangan pemain dengan kemampuan individu yang bisa melewati lawan. “Mereka butuh pemain yang bisa mengalahkan lawan satu lawan satu. Inter tidak punya itu. Satu-satunya yang mereka miliki, Zalewski, dijual musim panas ini,” kata Bergomi.

Ia juga menilai strategi Inter terlalu mudah ditebak. “Udinese bertahan dengan baik, mereka kompak. Hanya mengirim bola ke kotak penalti melawan tim fisik seperti Udinese itu sulit,” tambahnya.

Bergomi juga menyinggung perbedaan kondisi Inter saat ini dengan era Simone Inzaghi. Dulu, kombinasi permainan para pemain membuat Inter mencapai level tinggi, tetapi kini mereka mudah ditekan.

“Inter merekrut lima pemain di bawah usia 23, tapi tak ada yang jadi starter. Sisanya, semua pemain makin menua. Mereka juga jadi tim terakhir yang memulai pramusim. Musim ini akan sulit bagi mereka,” jelas Bergomi.

Hasil melawan Udinese memang baru awal musim, tetapi memberi gambaran soal tantangan yang akan dihadapi. Inter harus segera berbenah jika tidak ingin musim berjalan dengan penuh kekecewaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *