Pengusaha Di Sidoarjo Pasir Kerupuk Mengeluhkan Harga Tepung Yang Melambung
Berita Nasional – Pengusaha kerupuk pasir di Sidoarjo berharap keluhan terkait harga bahan dasar tepung yang naik tinggi bisa didengarkan oleh penguasa.
Sebelumnya, setiap 50 kiloggram biasa harganya kurang lebih Rp 500 ribu, kini menyentuh Rp 700 ribu sampai Rp 800 ribu. sedangkan harga jual tetap bertahan Rp 5 ribu setiap bungkus.
Dengan keadaan itu, para pengusaha kerupuk pasir mencoba terus bertahan di tengah harga tepung yang melonjak. “Mau tak mau kita mesti terus bertahan sebisanya. gimana caranya mesti pintar-pintar berkreasi. sebab naiknya harga tepung sangat luar biasa, ” kata pengusaha kerupuk pasir yang bernama Abdul Ghofar (40) pemilik UD Berkah Makmur yang berada di Desa Bangsri, Sukodono, pada Kamis, 15 Februari 2024.
Harga beberapa bahan pembuat kerupuk seperti halnya bawang merah, bawang putih, serta yang lainnya pun terus mendapati peningkatan harganya. “Bila kita menaikkan harga jualnya pula, kasihan dengan distributornya. Belum lagi nanti hingga harga jual di pelanggan.”
“Saya jika beli tepung kurang lebih 1 ton, itu juga tak hingga satu bulan telah habis. maka dari itu bila harga tepung melonjak itu sangat kerasa sekali, ” jelasnya.
“Untuk mengangkat penjualannya kita mesti ke luar kota. bila di dalam Kota Sidoarjo sendiri masih kurang maksimum. Kita memasok ke luar kota hingga 50 bungkus. Terjauh hingga kirim ke area Yogyakarta. tidak cuma inovasi dalam distribusi, kami pun mesti pintar-pintar menjaga kualitasnya, ” kata Abdul Ghofur.
Dia mengatakan mesti pintar membuat perhitungan, mulai dari harga tepung, distribusi, gaji pegawai sebanyak 15 orang. “Untuk proses pembuatan di dua lokasi. Di lokasi usaha yang di Krembung setiap hari 1 kuintal, sementara itu yang di Bangsri kurang lebih 40 kg. Masih ada untunglah meskipun tak begitu besar, ” imbuhnya.
Abdul Ghofar yang telah berwirausaha kerupuk pasir semenjak tahun 2017 ingin kepedulian dari pemerintah. “Bagaimana caranya supaya harga bahan utama, dalam hal ini yaitu tepung tersebut naiknya tak terlalu tinggi. saya sungguh berharap pada pemerintah dapat memberikan solusi pada pengusaha kerupuk pasir jika mengalami keadaan itu, ” mintanya.
“Apalagi musim hujan saat ini permintaan tinggi, tapi mengalami kesusahan dalam pengeringan. tetapi, sebaliknya bila waktu kemarau tahap pengeringan mudah, tapi permintaan berkurang,” ujar Abdul Ghofur.
Tapi, dirinya menyaksikan usaha kerupuk pasir masih mempunyai prospek bagus. “Saya menyaksikan usaha kerupuk ini ke depannya masih menjanjikan. tergantung kreasi serta inovasi pengusaha itu sendiri. pengusaha mesti berupaya supaya pelanggan dapat terus berminat pada produknya, ” tutupnya.