Kabar Internasional – Turki akan Membalas Jika AS Hentikan Penjualan Senjata

Turki akan membalas jika Amerika Serikat memberlakukan rancangan undang-undang yang akan menghentikan penjualan senjata ke negara itu. Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan pada hari Minggu (6/5). Anggota parlemen di Dewan Perwakilan AS merilis rincian pada Jumat (4/5) dari $ 717 miliar tagihan kebijakan pertahanan tahunan, termasuk tindakan untuk menghentikan sementara penjualan senjata ke Turki. Dalam wawancara dengan penyiar CNN Turk, Cavusoglu mengatakan bahwa langkah-langkah dalam RUU itu salah, tidak logis dan tidak pas antara sekutu NATO.

“Jika Amerika Serikat memberlakukan sanksi pada kami atau mengambil langkah seperti itu, Turki akan benar-benar membalas,” kata Cavusoglu. “Apa yang perlu dilakukan adalah AS harus melepaskan ini.”

Undang-undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS yang diusulkan, yang merupakan beberapa langkah dari menjadi undang-undang, akan meminta Departemen Pertahanan untuk memberi Kongres laporan tentang hubungan antara Amerika Serikat dan Turki, dan akan memblokir penjualan peralatan pertahanan utama sampai laporan itu dibuat. Turki berencana untuk membeli lebih dari 100 jet F-35 Joint Strike Fighter milik Lockheed Martin (LMT.N), dan juga dalam pembicaraan dengan Washington mengenai pembelian rudal Patriot.

Turki menandatangani perjanjian dengan Rusia pada bulan Desember untuk membeli baterai rudal permukaan-ke-udara S-400 sebagai bagian dari rencana Ankara untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya di tengah ancaman dari militan Kurdi dan Islamis di rumah dan konflik di seluruh perbatasannya di Suriah dan Irak.

Langkah untuk membeli S-400, yang tidak sesuai dengan sistem NATO, telah menggetarkan negara-negara anggota NATO, yang sudah waspada terhadap kehadiran militer Moskow di Timur Tengah, mendorong pejabat NATO untuk memperingatkan Turki tentang konsekuensi yang tidak ditentukan. Cavusoglu menepis peringatan tersebut, mengatakan bahwa hubungan dan perjanjian Turki dengan Rusia bukan merupakan alternatif bagi hubungannya dengan Barat dan menuduh Amerika Serikat mencoba untuk mengendalikan tindakan Turki.

“Turki bukan negara di bawah perintah Anda, itu adalah negara merdeka … Berbicara ke negara seperti itu dari atas, mendikte apa yang bisa dan tidak bisa dibeli, bukanlah pendekatan yang benar dan tidak cocok dengan aliansi kami,” katanya.

Hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang karena sejumlah masalah dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kebijakan AS di Suriah dan sejumlah kasus hukum terhadap warga negara Turki dan AS yang ditahan di kedua negara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *