Kabar Kesehatan – Mengapa Kita Suka Kopi Ketika Terasa Pahit Bagian 2

Lanjutan dari artikel sebelumnya mengenai mengapa kita suka kopi ketika terasa pahit.

Yang dimaksud peminum kopi berat adalah seseorang yang minum lebih dari 4 cangkir sehari sementara minum teh berat lebih dari 5 gelas setiap hari. Peminum alkohol berat dianggap mereka yang minum lebih dari tiga atau empat kali setiap minggu.

Kekuatan kafein

Para ilmuwan menentukan bahwa seseorang yang lebih peka terhadap rasa pahit kafein lebih banyak minum kopi. Namun, mereka yang memiliki sensitivitas lebih tinggi terhadap PROP dan kina melaporkan kurang minum kopi.

Teh memiliki hasil yang berlawanan sedangkan PROP adalah satu-satunya zat yang jelas mempengaruhi konsumsi alkohol. Mereka yang dapat dengan mudah mendeteksi bahan kimia tersebut meminum lebih sedikit alkohol.

Mungkin terdengar membingungkan bahwa orang yang lebih sensitif terhadap rasa pahit kafein lebih cenderung menjadi peminum kopi berat, tetapi para peneliti studi mungkin tahu mengapa.

Para ilmuwan telah mendokumentasikan dengan baik efek stimulasi kafein pada otak, membuat mereka percaya bahwa respons ini bertindak sebagai semacam penguatan positif. Jadi, ada kemungkinan bahwa peminum kopi reguler mengembangkan kemampuan untuk mendeteksi kafein atau sekadar merasakannya.

“Studi ini memberikan beberapa jawaban tentang mengapa orang-orang tertentu berisiko lebih tinggi mengonsumsi minuman pahit ini,” kata penulis pertama Jue Sheng Ong, mencatat bahwa penelitian ini juga memberikan beberapa temuan menarik selain kopi.

“Jika Anda secara genetis cenderung merasakan kepahitan dalam kecambah brussel, maka Anda lebih cenderung lebih menyukai secangkir teh daripada kopi. Hal yang sama berlaku untuk anggur merah, dengan orang-orang yang tidak menyukai makanan kaya PROP juga kecil kemungkinannya. untuk menuangkan sendiri segelas merah. “

Apa yang terjadi selanjutnya?

Temuan ini memang memiliki keterbatasan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memvalidasi apakah memang ada hubungan sebab akibat antara gen dan persepsi rasa tertentu.

Studi lebih lanjut juga perlu melihat apakah mereka menemukan hasil yang sama pada populasi non-Eropa.

Namun, penelitian ini dapat menjelaskan mengapa beberapa orang tidak dapat menolak minuman tertentu, meskipun ada konsekuensi kesehatan negatif yang mungkin menyertai mereka. Oleh karena itu, para ilmuwan yang memimpin penelitian ini berencana untuk menggali lebih jauh ke dalam hubungan antara persepsi rasa dan kesehatan.

“Kami sekarang mencari untuk memperluas penelitian untuk mengevaluasi apakah gen rasa pahit memiliki implikasi pada risiko penyakit, dan kami akan mencoba juga mengeksplorasi dasar genetik dari profil rasa lain seperti manis dan asin,” kata Stuart MacGregor, associate professor di QIMR Berghofer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *